Tips menyusun premis cerita agar ceritamu makin terlihat menarik!

Sebelum ke inti, udah pada tahu kan premis teh apa?  Kalo yang lupa, ini daku kasih tau lagi ya. 

Premis adalah intisari cerita/tulisan. Gampangnya, premis adalah ide dasar cerita kamu. Kalau ada yang bertanya, “Cerita kamu tentang apa?” Maka jawabanmu haruslah premis cerita.

Saat kamu membuat premis, kamu harus menentukan siapa tokoh dalam ceritamu, apa yang ingin dia lakukan, tetapi apa halangan yang ia hadapi?

Jika kita membuat formula dalam bentuk yang mudah, maka kamu dapat menulis premis seperti ini: tokoh (who) + tujuan (what) + konflik (but)

Contoh:
1. Premis My Future Husband (Karya : lskh26_) 
Ainayya Fathiyyaturahma + gadis yang mencintai dosennya sendiri + namun ternyata dosen tersebut adalah calon kakak iparnya. 

2. Premis Cek Toko Sebelah (karya: Ernest Prakasa)

Seorang pemilik toko sembako + ingin mewariskan tokonya pada si anak bungsu + tetapi sang anak lebih fokus pada karirnya.

Cerita yang buruk adalah cerita yang tidak memiliki kejelasan konflik. Jadi, pastikan ketika kamu menulis cerita, kamu harus mempunyai premis yang jelas.

Cerita yang baik adalah cerita yang tujuan dan konfliknya bertentangan.

Ada beberapa catatan penting yang harus kamu pahami saat menulis premis dan ini akan membantumu untuk dapat membuat premis yang baik.

Pertama, semakin rumit konflik, maka alur cerita akan semakin panjang 
Dalam membuat premis kamu bisa menjabarkan premis pada beberapa tokoh utama. Biasanya berlaku untuk pembuatan film, atau novel yang memiliki lebih dari satu tokoh utama.

Contoh:
Ica + ingin ke rumah kak Dijah + tetapi mobilnya mogok

Jika konfliknya hanya seperti ini, penyelesaiannya akan sangat mudah. Ica tinggal telepon Gojek, masalah selesai. Tidak ada tantangan lebih yang akan terjadi sama Ica. Gimana kalau kita ganti pemisnya seperti ini.

Ica + ingin ke rumah kak Dijah + tetapi di perjalanan dia bertemu kawanan mafia

Dengan premis ini tentu saja cerita akan semakin panjang dan Ica bisa bertualang dengan lebih seru.

Kedua, be spesifik, be unique. Yang membuat cerita kamu berbeda adalah konflik yang berbeda dari yang lainnya. Seperti contoh pada poin pertama. Premis saat Ica di jalan terhalang oleh kawanan mafia pasti akan lebih menarik dibandingkan sekadar Ica yang mobilnya mogok.

Semakin spesifik dan unik ceritamu, maka akan membuat ceritamu semakin menarik untuk digali.

Ketiga, premis akan menyelamatkanmu dari menulis percuma. Bayangkan saja kalian udah nulis di wattpad, tetapi cerita kalian ternyata tidak menarik. Percuma, ‘kan? Daripada gitu, mending saat kalian punya premis, coba tanyakan pada temanmu apakah premis yang kamu buat sudah cukup menarik.

Kalau banyak yang bilang bagus, coba saja dilanjutkan. Kalau memang banyak yang bilang jelek, lebih baik kamu ganti.

Pastikan kamu bertanya sesuai dengan target pembaca. Kalau tergetmu adalah remaja, coba tanyakan pada adik temanmu, misalnya, yang berusia sekitar 17-25 tahun. Jika banyak yang berkata bagus, kamu bisa lanjutkan cerita kamu.

Namun, sebagai penulis kamu juga harus percaya pada tulisan kamu sendiri. kayak daku pede aja, walaupun tulisan masih kaya apa ya?  Jelek dah hahaha.
Jika menurut orang premismu buruk, tetapi kamu yakin ceritanya bagus, ya lanjutkan saja. Asal kamu bisa meracik ceritanya.

*Tip: ketika premismu dibilang jelek, coba ganti konfliknya.* Tidak harus dari awal. Cukup ulik saja konfliknya.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cara mudah membedakan kata "di" yang dipisah dan disambung

Pengertian lengkap dan contoh Dialog tag